PUKUL 09.00 ratusan calon Panitia Pemungutan Suara (PPS) sudah berkumpul di Gedung Bagas Raya, Desa Pedang, Kecamatan Muara Beliti, Senin (18/5). Mereka terdiri dari ragam usia. Ada yang muda, setengah baya sampai yang sudah tua.
Tak mudah bagi mereka menjangkau tempat pertemuan itu. Berkeluh keringat dan mengeluarkan ongkos yang lumayan besar. Tapi, semua itu bagi mereka bukan masalah. Nampak mereka bersemangat mengenakan seragam putih hitam.
Sebut saja salah satunya Suparno, salah seorang anggota PPS dari salah satu desa di Kecamatan Tugumulyo. Ia sudah berusia 50-an. Ia merasa terhormat dan bangga menjadi anggota PPS. Baginya kesempatan tersebut merupakan panggilan jiwa.
Sudah dua kali, dirinya menjadi penyelenggara pemilu di tingkat desa. Makanya, tak heran jika ia nampak antusias mengenakan seragam hitam putih dan berbaur dengan ratusan anggota PPS yang usianya lebih muda darinya.
Saat diwawancarai, ia mengaku bangga menjadi anggota PPS. Meskipun gaji yang diterima tak cukup untuk menghidupi kebutuhan rumah tangga, namun ada rasa bangga menjadi penyelenggara pemilu tingkat desa.
“Saya sangat bangga mas. Bahkan untuk tahun ini beda. Dapat transport, tas dan banyak materi yang bisa saya baca dirumah setelah bimtek,” katanya usai shalat dzuhur.
Suparno pun salah satu peserta yang giat bertanya. Semangat bertanya dia melebihi kaum muda. Dari mulai jumlah mata pilih per TPS, soal pembentukan sekretariat PPS sampai permasalahan honor yang kelak akan ia terima.
Ia berharap, KPU dan PPK bisa bekerja sama dengan seluruh PPS se-Kabupaten Musi Rawas (Mura). Karena menurut dia, selama ini koordinasi tersebut masih sangat kurang.
Ia berharap, KPU dan PPK bisa bekerja sama dengan seluruh PPS se-Kabupaten Musi Rawas (Mura). Karena menurut dia, selama ini koordinasi tersebut masih sangat kurang.
"Saya bersyukur sekarang ada nomor komunitas yang kapan saja bisa bertanya kepada KPU. Apalagi KPU juga buat korwil sehingga memudahkan komunikasi," katanya.
Semoga harapan Suparno itu, menjadi jalan baru terwujudnya penyelenggara pemilu di tingkat desa yang memiliki semangat yang tak akan udzur sampai dimakan usia. ***