Klik Disini Untuk Melihat Daftar Pilih Tetap Secara Online
Yogjakarta, kpudmusirawas.com—Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Musi Rawas (Mura), Sumatera Selatan, melakukan kunjungan kerja ke KPU Kota Yogya di Jalan Magelang Nomor 41 Jogjakarta, Kamis (28/5).
Kunjungan ke kantor KPU nomor empat setelah Jembrana, Badung dan Tabanan, itu merupakan rangkaian terakhir kunjungan kerja dalam rangka Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mura Tahun 2015.
Kunjungan ke kantor KPU nomor empat setelah Jembrana, Badung dan Tabanan, itu merupakan rangkaian terakhir kunjungan kerja dalam rangka Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mura Tahun 2015.
Maksud dan tujuan kunjungan kerja ke KPU Jogjakarta, selain untuk melakukan studi tentang keberhasilan KPU Yogya berhasil menerima KPU Award dari KPU RI pada Desember 2014.
Selain itu, KPU Mura juga belajar tentang bagaimana cara KPU Jogja melakukan tahapan pemutakhiran data pemilih sehingga tidak ada permasalahan sampai ditetapkannya Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Selain itu, KPU Mura juga belajar tentang bagaimana cara KPU Jogja melakukan tahapan pemutakhiran data pemilih sehingga tidak ada permasalahan sampai ditetapkannya Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Rombongan kunjungan kerja KPU Mura yang berjumlah 13 orang, tiba sekitar pukul 09.00 WIB. Disambut penuh kekeluargaan oleh Ketua KPU Wawan Budiyanto, S.Ag, M.Si serta anggota KPU lainnya, Hidayat Widodo, S.Ip, Sri Surani, S.P, Siti Nurhayati, S.S, dan R. Moch. N. Aris Munandar, S.E.
Setelah memperkenalkan diri masing-masing, acara dimulai dengan paparan singkat dari Ketua KPU Jogja, Wawan Budiyanto, tentang kota Yogya dan pengalaman menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (pilkada) pada tahun 2011 bertajuk: “Grand Design Pemilukada Jogjakarta Tahun 2011".
“Agar pelaksanaan pilkada berjalan dengan baik, KPU Yogya pada tahun 2011 terlebih dahulu membuat desain pemilu akan seperti apa, membuat maskot, dan dari sejak proses pertama kali dibuat secara transparan untuk menghindari konflik sosial contohnya dalam pemutakhiran data pemilih,” katanya.
Kota Yogyakarta sendiri, sudah dua kali menyelenggarakan pilkada tahun 2006 dan tahun 2011. Hebatnya pada saat pilkada tahun 2011, sama sekali tidak ada masalah dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) karena seluruh stakeholder dilibatkan, termasuk pengawas pilkada dari tingkat kabupaten sampai kecamatan.
“Di ruangan ini waktu itu panwas kecamatan dan operator PPK sama-sama bekerja agar melahirkan DPT yang berkualitas. Dari Daftar Pemilih Sementara (DPS) saja kita mengundang partai politik, atau dari bahan mentah saja kita sudah share dengan parpol,” katanya.
Agar proses pemutakhiran data pemilih berjalan transparan, dari awal KPU Yogya sudah melibatkan seluruh tokoh masyarakat seperti RT dan RW. Bahkan, petugas pemukathiran sebelum mengerjakan tugasnya terlebih dahulu harus bertemu dahulu dengan RT setempat.
“Biasanya RT dan RW lebih tahu warganya sehingga bisa melakukan validasi. Apalagi, terkadang petugas pemutakhiran data pemilih (pantarlih) tidak bekerja secara maksimal,” katanya.
KPU Yogja Terima KPU Award
KPU Yogyakarta pada tahun 2014 berhasil menerima penghargaan dari KPU RI untuk kategori Pemilu Akses, karena berhasil meningkatkan partisipasi pemilih bagi kaum difabel (orang berkebutuhan khusus) pada saat Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres).
“Pada saat itu awalnya kaum difabel di Jogja ada sekitar 100 orang. Namun berkat kerjasama dengan semua pihak terutama penggiat kaum difabel jumlah DPT-nya pada tahun 2014 berjumlah 268 orang,” kata Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Hupmas Sri Surani.
Ia menambahkan, upaya yang dilakukan oleh KPU Yogya bagi kaum difabel lainnya adalah memberikan materi sosialisasi yang disesuaikan dengan kelompok difabel.
“Misalkan untuk tuna rungu dengan Tuna Daksa itu materi sosialisasinya beda. Kita melakukan sosialisasi berbeda dengan setiap kelompok difabel. Kita membuat video simulasi pemungutan suara untuk penyandang tuna rungu dan juga mendatangkan penerjemah atau bahasa isyarat,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, surat suara yang digunakan pada saat sosialisasi sama dengan kertas suara atau alat bantu yang digunakan pada saat pencoblosan. KPU Jogja juga membuat Daftar Calon Tetap (DCT) menggunakan braile.
Bentuk sosialisasi lainnya, KPU Yogya juga membuat liflet untuk penyelenggara pemilu agar memberikan aksesbilitas terhadap para difabel. Selain itu, KPU Jogja juga membuat alat bantu coblos khusus bagi kaum difabel untuk DPRD Kota pada tahun 2014.
Pemberian Cendera Mata
Setelah hampir satu jam mendengarkan paparan singkat dari Ketua KPU dan Divisi Sosialisasi KPU Yogya, acara dilanjutkan dengan tanya jawab atau sharing dari KPU Mura yang dipimpin oleh Divisi Teknis Supriadi. Dialog dan sharing berlangsung penuh kekeluargaan.
Sekitar pukul 12.00 WIB acara ditutup dan dilakukan pemberian cinderamata dari KPU Mura kepada KPU Jogja yang diserahterimakan dari Ach Zaein kepada Wawan Budiyanto.
Setelah itu, dilanjutkan dengan foto bersama di halaman KPU Kabupaten Tabanan. Rombongan yang ikut studi banding ke KPU di Provinsi Bali antara lain, Ketua KPU Ach Zaein, anggota KPU, Dasril Ismail, Supriadi, M. Hidayat dan Efran Eriadi Syahril. Selain itu sekretaris KPU H. Nailul Azmi Nawawi, Kasubbag Program dan Data Ediyus, Kasubbag Hukum Andiansah, Staf Teknis Erlina, Staf Subbag Umum, Keuangan dan Logistik Dear Mitaliah, Junaidi dan Mery Anggrainy. ***
EmoticonEmoticon